“Menulislah ... Dengan menulis kita bisa kaya hati, kaya wawasan, dan berlimpah cinta. Biarlah kuakarkan rinduku padamu melalui senandung goresan tinta.” ― Vitriya Mardiyati-
Diberdayakan oleh Blogger.

Our Facebook Page

Hutan Gergunung, Hutan Cantiknya Klaten

Kisah Seru: Mendadak Menjadi Guru Tata Boga






Siang ini udara terasa lembab, maklum saja semenjak pagi mentari tak menampakkan senyumnya sedikit pun. Seperti biasa aku mengerjakan tugas mengajar lalu disambung dengan tugas piket siang.
            Tak kuduga guru Pengembangan Diri (PD) tata boga tidak datang. Otomatis aku harus memberanikan diri mengajar tata boga dengan degup jantung berdetak lebih cepat. Maklum saja karena aku tidak terlalu mahir memasak wkwkwk.
            Sebenarnya bisa saja aku menolak permintaan para siswa untuk mengajari mereka memasak, tetapi aku tak tega membuat mereka kecewa. Terlebih lagi bahan menu praktik hari ini sudah mereka persiapkan dari rumah.
            Ok, saatnya eksekusi. Menu yang menjadi tantangan hari ini adalah Cinlok Keju.
            Pertama tentu saja para siswa diminta membentuk kelompok. Kali ini ada dua kelompok yang akan memasak. Selanjutnya bahan berupa tepung terigu dan tepung tapioka ditakar. Karena tidak ada timbangan, maka aku inisiatif menggunakan gelas sebagai takaran. 1, 5 gelas untuk tepung terigu dan 1 gelas untuk tepung tapioka.
            Tepung tadi dicampur dan ditambah dengan bawang putih yang sudah dihaluskan (harusnya ditumbuk, berhubung tidak ada cobek, akhirnya bawang dihaluskan dengan cara diparut ). Kemudian ditambah dengan potongan daun bawang, merica halus, garam, penyedap rasa, serta air hangat secukupnya. Tahap selanjutnya adalah diaduk sampai kalis (tidak lengket).
            Ketika adonan sudah kalis, maka dibuat bulatan kecil dan diisi potongan daun bawang. Serunya kegiatan memasak kali ini karena pesertanya banyak, maka kegiatan mencetak cilok dilakukan secara berjamaah. Seru sekali. Setelah semua adonan menjadi bulatan kecil, tahap selanjutnya adalah memasaknya dengan air mendidih. Nah, kali ini muncul lagi masalah baru. Karena memasak airnya menggunakan wajan (belum memiliki panci pengukus), maka air tidak kunjung mendidih. Terpaksa kami menggunakan wajah lain sebagai tutup.
            Alhamdulilah proses memasak berjalan lancar. Menu terasa nikmat. Cilok keju tidak keras atau pun lembek. Semua terasa pas. Bonusnya lagi anak-anak terlihat bahagia membawa pulang cilok hasil masakan mereka. Alhamdulilah sebuah tantangan baru tuntas terselesaikan. Alhamdulilah Allah begitu menyayangiku, semoga di tantangan lain kesuksesan berpihak lagi padaku. Aamiin.
0 Komentar untuk "Kisah Seru: Mendadak Menjadi Guru Tata Boga"

Back To Top